BIAYA PENDIDIKAN
Biaya. Biaya total pendidikan dari segi anggaran telah meningkat dari masa ke masa, kenaikan biaya pendidikan setiap waktu jauh lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan menyekolahkan anggota masyarakat. Peningkatannya jauh lebih cepat bahkan sering menjadi sentra perhatian manakala trend tahun pemikiran dimulai, lantaran biaya pendidikan telah lebih dahulu naik melebihi kemampuan para orang bau tanah yang menyekolahkan anaknya.
Sumber-sumber biaya pendidikan antara lain dari (1) pemerintah ibarat APBN dan APBD; (2) sekolah (iuran siswa); (3) Masyarakat (sumbangan); (4) dunia bisnis (perusahaan); dan (5) hibah.
Setiap negara pada umumnya menyadari bahwa pengeluaran untuk pendidikan telah melonjak selama beberapa dasawarsa kini ini. Biaya pengeluaran pendidikan meningkat lantaran meningkatnya pengeluaran dalam sistem sekolah-sekolah. Biaya sekolah tidak sama dengan pengeluaran pendidikan, lantaran pertama belanja pendidikan meliputi tidak hanya pengeluaran untuk aktivitas rutin (seperti pembayaran untuk layanan guru yang diberikan selama waktu tertentu) namun juga pengeluaran pembangunan dengan istilah “kapital/modal”. Seperti: pengeluaran untuk bangunan dan perlengkapan, perbaikan dan renovasi bangunan yang bau tanah dan lain-lain. Tidak dihitung sebagai pengeluaran biaya rutin, sampai sebagian atau seluruh pengeluaran tadi secara konkret digunakan dalam waktunya. Sementara penyusutan bangunan dan perlengkapan (karena digunakan dan penyusutan lantaran usang) selama waktu kini dihitung sebagai biaya rutin. Selanjutnya pengeluaran kapital di masa kini akan mempengaruhi perhitungan biaya rutin selama nilai dari aset fisik sekolah terus bertambah. Pada waktu bersamaan biaya rutin dikeluarkan sekolah, pada prinsipnya biaya rutin meliputi pengeluaran pribadi untuk belanja keperluan sekolah, lantaran bila tidak didanai pengajaran menjadi tersendat bahkan mungkin terhenti. Biaya pengeluaran pendidikan juga harus memperhatikan biaya kesempatan (biaya implisit) yang hilang, yang seharusnya diterima atau diperoleh anak, tetapi lantaran ia sekolah ia kehilangan pendapatan itu atau bila anak tidak sekolah ia akan memperoleh keuntungan, sebagai teladan anak tidak bisa menjual koran, atau berdagang atau menjadi montir HP lantaran harus berguru di sekolah. Siswa selama sekolah tidak bisa memakai waktunya untuk memperoleh pendapatan dan pekerjaan disebut “earning forgone by students”.
Biaya pendidikan yakni total biaya yang dikeluarkan baik oleh individu penerima didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga masyarakat perorangan, kelompok masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran pendidikan.
Jenis biaya pendidikan sanggup dikategorikan kedalam; biaya pribadi (direct cost), biaya tak pribadi (inderect cost), privat cost, social cost dan monetary cost.
A. Biaya Langsung (direct cost)
Biaya pendidikan pribadi (direct cost) merupakan biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan atau keluarga siswa. Biaya pribadi ini lebih gampang dihitung lantaran diketahui oleh para wajib pajak dan data di sekolah pun tersedia, sementara biaya tidak pribadi sulit untuk dihitung.
Biaya langsung, berwujud dalam bentuk pengeluaran uang yang secara pribadi digunakan untuk membiayai penyelenggaraan PBM, penelitian dan dedikasi masyarakat, honor guru dan pegawai lainnya, buku, baha perlengkapan, dan biaya perawatan.
Biaya pribadi kuat terhadap kualitas output pendidikan dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan akademik lainnya. Di perguruan tinggi biaya ini digunakan untuk membiayai Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengajaran, penelitian dan dedikasi masyarakat.
Kebanyakan biaya pribadi yang dikeluarkan berasal dari sistem persekolahan sendiri, dikeluarkan selain untuk menjaga kelancaran dan kualitas berguru juga untuk keperluan manajemen sekolah atau alat tulis kantor.
Keperluan lain yang dikeluarkan ibarat untuk keperluan antara lain:
Ø Biaya suplemen untuk ruangan, perlengkapan belajar, alat peraga, materi laboratorium, pakaian praktik.
Ø Biaya transportasi/angkutan sekolah.
Ø Biaya buku pegangan guru dan buku di perpustakaan.
Ø Biaya UKS dan biaya penyelenggaraan counseling.
Ø Biaya mendatangkan guru tambahan/nara sumber.
B. Biaya Tidak Langsung (indirect cost)
Biaya tidak pribadi (indirect cost), berbentuk biaya hidup yang dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang berguru untuk keperluan sekolah, biaya ini dikeluarkan tidak pribadi digunakan oleh forum pendidikan, melainkan dikeluarkan oleh keluarga, anak atau orang yang menanggung biaya penerima didik yang mengikuti pendidikan . Biaya tidak pribadi merupakan biaya hidup yang menunjang kelancaran pendidikannya. Misalnya ongkos angkutan, pondokan, biaya makan sehari-hari, biaya kesehatan, biaya berguru suplemen yakni biaya ibarat pendapatan yang hilang saat siswa belajar. Biaya tidak pribadi harus memperhitungkan juga biaya yang hilang saat anak belajar. Pendapatan penerima didik hilang lantaran sedang mengikuti pendidikan, begitu juga dengan biaya pengorbanan-pengorbanan lain yang dikeluarkan oleh penerima didik maupun keluarganya, lantaran aktivitas perjuangan menjadi terbengkalai akhir memperjuangkan atau pengorbanan yang dikeluarkan demi pendidikan anaknya termasuk biaya stress peserta didik akhir dimarahi guru dan guru tersebut tidak mengatakan jalan keluarnya (solusinya).
C. Private Cost
Privat cost merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan keluarga, atau segala biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan oleh keluarga anak untuk keberhasilan berguru anaknya. Misalnya keluarga membayar guru les private biar anaknya berilmu bahasa inggris dan matematika, keluarga juga-
mengeluarkan uang suplemen biar anak berilmu memakai komputer.
D. Social Cost
Social cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat, baik perorangan maupun terorganisasi untuk membiayai segala keperluan belajar. Biaya ini biaya yang dikeluarkan masyarakat sebagai wujud partisipasinya dalam penyelenggaraan pendidikan, lantaran pendidikan bukan hanya menjadi tanggungan pemerintah dan orang bau tanah saja tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama, pemerintah, orang bau tanah dan masyarakat.
Biaya dari masyarakat di Indonesia sebelum anggaran pendidikan sebesar 20%, biasanya/pernah dikeluarkan melalui BP3 dan melalui Komite Sekolah. Namun kini untuk Pendidikan Dasar (SD dan SMP) pemerintah melarang ada biaya suplemen selain yang dikeluarkan pemerintah, mengingat besarnya anggaran pendidikan 20% telah mencukupi kebutuhan penyelenggaraan sekolah. Anggaran biaya pendidikan yang 20% sudah termasuk partisipasi masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan lantaran biaya ini berasal dari pajak yang dipungut pemerintah untuk pembangunan di segala bidang, termasuk pembangunan pendidikan (school tax).
Biaya pendidikan juga perlu memperhitungkan biaya yang dikeluarkan oleh sekolah-sekolah kedinasan, biaya aktivitas pendidikan di luar departemen pendidikan nasional, sekolah non reguler, pendidikan dalam lingkungan militer, biaya pembayaran pajak buku dan peralatan dan biaya penyusutan.
E. Monetary Cost
Monetary Cost. Selain pengeluaran dalam bentuk uang atau materi, ada juga biaya yang harus dikeluarkan tidak dalam bentuk ibarat itu, melainkan berbentuk jasa, tenaga, dan waktu, biaya semacam ini sanggup diuangkan atau dinilai dan disetarakan kepada/dengan nilai uang. Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan semacam ini disebut biaya moneter atau disebut “Monetary Cost”.
F. Biaya Belajar
Biaya berguru yang dikeluarkan oleh siswa di aneka macam tingkat pendidikan tidak selalu seragam tergantung pada jenis pendidikan ibarat Pendidikan Anak Usia Dini/TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, apabila dihitung biasanya meliputi:
Ø Iuran siswa
Ø Biaya Satuan Kredit Semester (SKS) per semester intra dan ekstra.
Ø Biaya peralatan, ibarat buku paket dan ATK
Ø Pengeluaran pribadi.
Ø Biaya yang hilang atau pendapatan yang semestinya diperoleh bila tidak sekolah.
Ø Bunga kumulatif tahunan (deflasi) biasanya sebesar 4% terhadap jumlah semua angka pengeluaran tersebut.
Biaya mutu sekolah khusus Sekolah Dasar, secara keseluruhan sanggup tergambarkan oleh hasil penelitian untuk peningkatan mutu SD. Artinya secara sungguh-sungguh sekolah dikelola biar pelaksanaan pendidikan bukan hanya berjalan apa adanya tetapi setiap uang yang dikeluarkan dikaitkan kepada perbaikan pembelajaran. Sambil belanja rutin untuk pembelajaran di keluarkan, pengeluaran juga terkait pada perjuangan perbaikan layanan mutu mengajar.
Berdasarkan hasil studi terhadap SD di Kota Bandung yang dilakukan oleh Nanang Fatah (1999:4), biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kualitas pendidikan terdiri dari biaya untuk:
Ø Gaji/Kesejahteraan Pegawai.
Ø Pembinaan Profesi Guru.
Ø Pengadaan Alat Pelajaran.
Ø Pengadaan Bahan.
Ø Perawatan.
Ø Pengadaan Sarana Kelas.
Ø Pengadaan Sarana Sekolah.
Ø Pembinaan Siswa.
Ø Pengelolaan Sekolah.
Sumber http://zulfiaditrumon.blogspot.com
EmoticonEmoticon